Tips Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi Anak
Kemampuan bersosialisasi merupakan salah satu ketrampilan yang perlu diajarkan dan dilatihkan sedini mungkin dalam mendukung tumbuh kembang anak. Dengan mempelajari kemampuan untuk bersosialisasi maka anak juga akan belajar untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan menyatakan pendapat atau keinginan kepada orang-orang di sekitarnya. Selain itu, anak yang pandai bersosialisasi tentunya akan lebih mudah menempatkan diri di lingkungan sekitarnya, beradaptasi dan berteman dengan orang-orang baru, serta mempunyai kepedulian tinggi terhadap kejadian yang terjadi di dalam lingkungannya.
Meskipun begitu, ada anak-anak tertentu yang memerlukan waktu lebih lama untuk merasa nyaman dan beradaptasi dengan keadaan lingkungan sekitarnya, terutama ketika anak berada di lingkungan baru. Jika demikian, maka orangtua perlu memberikan dukungan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan sosialisasinya. Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan tips untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi anak.
Pertama, dampingi anak saat berada di lingkungan baru
Ketika anak berada di lingkungan baru maka orangtua perlu mendampingi anak sampai anak merasa nyaman. Seiring berjalannya waktu, pendampingan ini dapat dikurangi secara bertahap. Sebagai permulaan, pastikan Anda memilih tempat duduk yang dekat dengan anak (masih dalam jangkauan pengelihatan anak). Jelaskan pula bahwa Anda akan ada saat anak memerlukan Anda. Misalnya Ibu dapat mengatakan, "Nak, kamu main dulu ya di sini bersama temanmu, Mama mau duduk dulu di kursi taman, nanti kalau kamu butuh Mama, Mama ada di situ yah Nak."
Kedua, bermain
Bermain merupakan salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak-anak. Bagi seorang anak, kegiatan bermain bukan hanya aktivitas untuk hiburan saja. Melalui permainan, seorang anak akan memiliki “pengalaman yang menyenangkan” dalam mempelajari keterampilan tertentu dengan cara yang lebih mudah. Misalnya, orangtua dapat mengajak anak untuk bermain peran menggunakan puppet. Kegiatan ini merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menstimulasi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, diharapkan ketika bermain puppet anak juga memiliki media untuk bercerita secara terbuka dan dengan lebih santai mengenai hal-hal yang membuat anak merasa takut, cemas, ataupun hal-hal lain yang membuat anak merasa tidak nyaman saat bersosialisasi.
Ketiga, mendongeng
Dongeng merupakan seni menyampaikan cerita, baik yang berasal dari buku maupun disampaikan secara lisan, dengan cara yang menarik. Dongeng berperan penting bagi perkembangan anak karena melalui cerita anak dapat memperoleh berbagai manfaat. Pilihlah cerita dengan bahasa yang sederhana, sesuai dengan usia anak dan dekat dengan keseharian anak, misalnya cerita mengenai asyiknya bersekolah, atau cerita mengenai serunya bermain dengan teman-teman di taman.
Keempat, menonton video
Sama halnya seperti dongeng, menonton video juga dapat membuat anak mempelajari hal-hal tertentu. Melalui karakter yang diperankan para tokoh dalam video, maka anak akan memiliki gambaran mengenai cara bersikap dalam situasi tertentu sesuai tema cerita.
Kelima, ajak anak ke acara keluarga
Jangan segan membawa anak ke acara-acara keluarga, misalnya pesta ulang tahun kerabat, acara kumpul keluarga besar pada saat hari raya, maupun acara keluarga lainnya. Dengan demikian, anak memiliki kesempatan untuk bertemu dan mengenal anggota keluarga besarnya yang terdiri dari banyak orang dengan berbagai rentang usia. Lama kelamaan maka anak pun akan belajar menerima kehadiran orang lain di sekitarnya dengan lebih terbuka.
Keenam, ajak anak berjalan-jalan di taman
Bawalah anakl secara rutin ke taman di kawasan tempat tinggal Anda pada pagi hari atau sore hari. Biasanya taman akan cukup ramai dikunjungi orangtua lainnya yang juga mengajak anaknya bermain di sana. Jadi, ini dapat dijadikan kesempatan untuk mengajarkan anak berkenalan dengan para tetangga, anak-anak lainnya, baik yang sebaya maupun yang lebih besar.
