Tips Mengajarkan Perilaku Memaafkan Kepada Anak Sejak Dini

Perilaku saling memaafkan adalah perbuatan baik yang dapat mulai diajarkan kepada anak sejak dini. Dengan saling memaafkan, kita akan belajar untuk membebaskan diri dari berbagai emosi negatif yang dialami, kemarahan, rasa sakit hati, kebencian, dan dendam terhadap orang lain. Sehingga kita memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Selain itu, kita juga dapat belajar menerima setiap perbedaan dalam kehidupan. Berikut tips-tips yang dapat dipraktikkan:
Orangtua perlu menjadi contoh
Anak-anak merupakan seorang peniru yang ulung. Mereka dapat dengan mudah menyerap apa yang mereka lihat, dengar, dan alami, terutama apabila sumbernya berasal dari kedua orangtua sendiri. Cara orangtua berkomunikasi dan memberikan contoh merupakan langkah awal anak belajar memaafkan. Oleh sebab itu, kedua orangtua, harus saling memaafkan apabila ada yang berbuat salah. Begitu pun saat orangtua secara tidak sengaja melakukan kesalahan pada anak maka, segeralah meminta maaf. Atau ketika anak melakukan kesalahan dalam kehidupan sehari-hari, maka orang tua dapat menjelaskan kesalahan anak serta alasan orangtua marah kepada anak, kemudian memaafkan kesalahan yang dilakukan anak. Dengan begitu, anak akan lebih mudah menirunya.
Menanamkan perilaku baik menggunakan media
Orangtua mulai dapat menanamkan konsep kebaikan, kasih sayang dan perilaku memaafkan dengan mengajak anak untuk menonton film, video, mendongeng maupun membacakan buku cerita mengenai orang yang berselisih dan cara yang mereka lakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Mengidentifikasi konflik
Saat anak menghadapi konflik ketika bermain bersama teman, belum tentu ia yang melakukan kesalahan. Karena itu, sebaiknya orangtua mendengarkan penjelasan dan alasan anak terlebih dahulu. Jika anak mengalami kesulitan untuk menceritakannya maka orangtua dapat mulai bertanya pada anak runtutan konflik yang terjadi, alasan yang menyebabkan anak marah atau hal yang menyebabkan anak bertengkar dengan teman atau saudaranya. Dengan mendengarkan penjelasan anak, orangtua akan lebih mengetahui bagaimana sudut pandangnya dalam melihat permasalahan yang terjadi antara dia dan temannya. Hal ini akan mengembangkan kemampuan otak anak untuk berpikir dari sisi lain.
Memahami emosi anak
Ajak anak untuk menelaah dan memahami emosi yang dirasakannya akibat konflik yang terjadi. Apakah marah? Malu? Sedih? Lalu ajak anak untuk menamai perasaan tersebut agar ia paham apa yang sedang ia alami dan belajar melepaskan emosi itu.
Berikan waktu untuk menenangkan diri
Anak membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan bisa memberi maaf dengan tulus tanpa terpaksa. Hidari untuk memaksa anak memaafkan, melupakan dan kembali berbaikan jika memang anak belum mau atau siap. Peran orangtua adalah sebatas mengajarkan dan mendukung anak untuk memaafkan. Daripada memaksa, sebaiknya mencari tahu apa yang membuat anak tidak mau atau menolak memaafkan. Bila ia sudah siap, orangtua bisa jadi perantara untuk membantu mendamaikan kedua anak yang berseteru. Usahakan juga agar orangtua bersikap netral.
