Manfaat Bernain Bagi Tumbuh Kembang Anak

Bagi orang dewasa kegiatan bermain dilakukan untuk tujuan reakreasi, bersenang-senang, dan mencari hiburan setelah menjalani serangkaian aktivitas yang melelahkan. Sementara, bagi seorang anak bermain adalah dunia mereka. Cara mereka berekspresi dan belajar. Garry L. Landert salah seorang tokoh dalam terapi bermain mengatakan:“bagi seorang anak mainan adalah ibaratnya sebuah kata, sedangkan kegiatan bermain adalah bahasa dari seorang anak”.
Melalui kegiatan bermain anak-anak dapat mempelajari berbagai hal seperti mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerja sama, dan menjunjung tinggi sportivitas. Berikut ada berbagai manfaat bermain dan bagi tumbuh kembang anak.
1. Bermain mengajarkan anak mengenal aturan
Di mana pun kita berada, pasti akan selalu ada aturan yang harus ditaati oleh individu sebagai bagian dari kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu, orangtua mulai mengajarkan dan membiasakan anak untuk memahami aturan-aturan sederhana yang ada di rumah sesuai dengan usia anak.
Pada anak yang lebih kecil misalnya; anak-anak dapat dibiasakan untuk membereskan mainannya setelah anak selesai bermain. Orangtua dapat mengajak anak untuk mengembalikan mainan ke tempatnya seperti semula. Hal ini perlu dibiasakan dan dilatihkan secara terus-menerus secara konsisten agar menjadi sebuah kebiasaan. Kelak, seiring bertambahnya usia anak mulai dapat bertanggung jawab dan berinsiatif untuk merapikan mainannya.
Sementara itu, pada anak-anak yang sudah berusia lebih besar, konsep mengenai aturan saat bermain, dapat diaplikasikan dengan cara membuat kesepakatan selama permainan misalnya mengenai; menunggu giliran, bekerjasama, menjelaskan konsep menang atau kalah dalam permainan, bermain secara sportif.
2. Bermain meningkatkan kedekatan antara orangtua dan anak
Saat bermain, orangtua dapat mengajak anak untuk melakukan permainan-permainan dua arah yang bersifat interaktif misalnya: bermain congklak, ular tangga, catur, monopoli, Uno, ludo, dan sebagainya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan komunikasi dua antara orangtua dan anak. Orangtua juga diharapkan untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk memimpin arah permainan, sementara orangtua dapat mengikuti permainan sesuai kesepakatan yang dibuat bersama anak.
Selama bermain upayakan situasinya menyenangkan. Diharapkan orangtua juga tidak mengevaluasi perilaku yang dilakukan anak benar atau salah, Sebaliknya orangtua dapat mengajak anak menemukan solusi dari permasalahannya. Misalnya: dengan menawarkan alternatif tertentu pada anak “Bagaimana Dek/Kak kalau begini?" sehingga anak pun dapat berlatih mengungkapkan pendapatnya.
3. Bermain menjadi media ekspresi bagi anak
Pada dasarnya, sejak lahir semua manusia sudah memiliki emosi. Emosi adalah berbagai perasaan yang dirasakan seseorang. Jenis-jenis emosi antara lain: marah, senang, sedih, takut, jijik, dan sebagainya. Idealnya, seorang anak perlu diajarkan mengenai berbagai emosi yang dirasakan sedini mungkin. Hal ini dilakukan agar anak juga dapat mengelola berbagai emosi dengan cara yang sehat serta, mengekspresikan emosi dengan tepat.
Aternatif yang dapat dipilih antara lain: menggambar, bermain musik, meremas play dough, atau tanah liat. Pemilihan media disesuaikan dengan kemauan dan minat anak. Selama bermain, orangtua diharapkan dapat memberikan waktu bagi anak untuk merasakan emosinya dan menampilkannya selama bermain. Komunikasi dua arah yang lebih lanjut antara orangtua dan anak mengenai perasaan anak selama bermain dapat dilakukan setelah anak selesai meluapkan emosinya.
4. Bermain menjadi sarana belajar dan meningkatkan kemampuan kognitif anak
Melalui kegiatan bermain orangtua memiliki kesempatan untuk mengajarkan anak mengenai materi atau konsep tertentu dengan cara yang lebih mudah. Salah satu cara belajar yang khas pada anak usia dini adalah pembelajaran yang dilakukan secara konkret. Selama bermain, orangtua dapat mengajak anak menebak warna, menghitung boneka atau mobil-mobilan yang ia miliki.
Sementara itu, pada anak yang lebih dewasa, pilihan permainan dan tingkat kesulitan selama bermain dapat dimodifikasi sesuai tujuan permainan yang ingin dicapai misalnya bermain sambung kata, bermain tebak gambar, mengisi teka-teki silang atau bermain monopoli untuk melatih kemampuan berhitung.
5. Bermain meningkatkan kemampuan motorik
Kemampuan motorik merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses tumbuh kembang anak. Seiring bertambahnya usia, maka kemampuan motorik anak pun semakin berkembang menjadi lebih baik. Kemampuan motorik dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah segala aktivitas yang memerlukan kekuatan fisik misalnya: berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Sementara motorik halus adalah segala aktivitas yang memerlukan kemampuan mengkooridinasikan otot-otot halus seperti; menggambar, menulis, atau memindahkan benda.
Pilihan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar antara lain: bermain petak umpet, lompat tali, lempar tangkap bola. Sementara itu, alternatif pilihan permainan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus adalah: meronce, melipat origami, menjelujur sederhana, memindahkan benda dari satu tampat ke tempat lain, menggunting, atau menempel.
